PERMAINAN TRADISIONAL DI PERPUSTAKAAN

Dalam beberapa hari terakhir ini halaman Perpustakaan Umum Daerah Kab. Kutai Kartanegara atau tepatnya di depan Bidang Pelestarian Koleksi Nasional dan Naskah Kuno (PKNNK) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Kutai Kartanegara, ramai di kunjungi anak-anak umur Sekolah Dasar dan SMP.  Ya… mereka ramai berdatangan karena di sana disediakan beberapa alat kelengkapan permainan tradisonal. 

“Biasanya setalah bermain sepeda di Taman Pintar mereka akan berteduh di gajebo dekat kantor ini” kata Ibu Harmi seorang staf PKNNK.  Dari situlah ada ide untuk mengenalkan atau mendekatkan kembali anak-anak kepada permainan tradisonal.

Aziz Rahman seorang Pustakawan Ahli mengatakan kelengkapan permainan tradisional yang ada sekarang merupakan hibah dari Komunitas Rumah Budaya Kutai (RBK).  RBK merupakan suatu komunitas yang menggeluti sejarah, budaya, kesenian yang berkembang di tanah Kutai.

Dari sekian permainan yang tersedia permainan gasing menjadi favorit. Bayu adalah seorang anak kelas 5 SD warga jalan Danau Semayang hampir setiap hari datang mengatakan “permainan begasing sangat menarik karena permainan yang selalu diselingi candaan dan mengakrabkan”

Lain lagi dengan Aria anak dari warga Danau Lipan yang suka main engrang berujar “main engrang melatih kesimbangan dan konstrasi”

Sebanarnya banyak lagi permainan tradisional daerah etam yang harus di jaga dan dilestarikan diantaranya :

  1. Gasing atau begasing

Gasing atau begasing adalah permainan tradisional Kutai yang dimainkan dengan cara melilitkan tali pada gasing dan menariknya sehingga gasing berputar. Gasing Kutai terbuat dari kayu keras, seperti kayu ulin atau Benggeris. Gasing (atau juga disebut Gangsing) adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. 

  • Balogo

Belogo merupakan salah satu jenis permainan tradisional  Nama Balogo diambil dari kata logo, karena permainan itu menggunakan logo. Permainan tradisional  ini biasanya dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik secara beregu maupun perorangan. Jumlah pemain terdiri atas dua hingga lima orang.

  • Batu Lele

Batu lele merupakan jenis permainan anak-anak yang menggunakan atribut dua potong kayu atau rotan. Potongan yang panjang ini memiliki nama sampok atau sape dalam bahasa Benua.

Sementara potongan yang lebih kecil memiliki nama ane’ yang artinya anak batu lele. Dalam bahasa istilah “batu lele” atau “batu lili’” mengacu pada tongkat kecil-kecil. Permainan ini sangat mudah untuk anak-anak mainkan.

Pemain perlu membuat lubang kecil berbentuk miring dengan panjang yang sama dengan anak batu lele. Selanjutnya, anak batu lele akan melintang di lubang tersebut dan diungkit menggunakan tongkat yang panjang.

  • Engrang

Engrang merupakan permainan tradisional yang terdiri dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan sesuai tinggi para pemain.

Cara bermain egrang juga sangat sederhana yang mana pemain perlu menginjak kaki pada titian bamboo. Kemudian, pemain perlu berjalan menggunakan bamboo tersebut sampai garis  finish.

Terdapat banyak permainan tradisional Kalimantan lainnya yang bisa Mama ketahui. Beberapa permainan ini memberikan banyak manfaat jika anak-anak memainkannya bersama teman.

Selain itu masih ada permainan tradisional Kutai yang patut diperhatikan seperti bebetisan atau kelom dan dam (permainan semacam halma). (souce : mamasewa & wikipedia)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru