Kota Bangun, Sabtu 5 Juli 2025 – Perpustakaan BMT Desa Sangkuliman, Kecamatan Kota Bangun, menjadi ruang berbagi kisah dua penulis muda inspiratif dalam Podcast Sapa Nusantara, yang digelar oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Diarpus Kukar). Podcast ini dipandu oleh Viola Meilinda sebagai host, yang secara hangat menggali sisi personal dan proses kreatif para narasumber.
Narasumber pertama, Juna Aji Akhmad Syahlana, pemuda asal Kecamatan Kota Bangun, membagikan proses kreatifnya dalam menulis buku “Bahtera Waktu“ karya perdananya yang ia selesaikan dalam waktu delapan bulan dan terbit pada April 2025. Buku tersebut terdiri dari 38 bab, dengan tantangan terbesar terletak pada bab 11 hingga 20, yang menggambarkan perjalanan di masa kini. Menurutnya, emosi adalah bahan bakar utama dalam menciptakan sebuah karya tulis.
“Zaman sekarang serba bisa. Kita harus manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memberi kontribusi yang bermakna. Hidup ini fana, tapi karya bisa abadi,” ujar Juna.

Ia berharap ke depan, karya-karya pemuda lokal dapat lebih banyak dikenal dan diapresiasi, termasuk oleh media dan masyarakat Kukar. Baginya, tidak ada karya besar yang lahir secara instan pesan yang ia pegang setiap pagi sebagai penyemangat.
Sementara itu, narasumber kedua, Avisa Prana Tungga, penulis asal Kecamatan Tenggarong, memperkenalkan empat buku karyanya yang masing-masing menyuguhkan kekayaan narasi lokal:
- “Petuah Lama” – berisi makna dan larangan orang tua zaman dahulu yang ternyata menyimpan nilai, nasihat, dan kearifan lokal tak lekang oleh waktu.
- “Legenda & Mitos dari Negeri Londokng” – mengisahkan kembali cerita rakyat dari wilayah Kutai Barat.
- “Tabir Sebuah Rasa” – kumpulan puisi berisi kata demi kata bagaikan helaian tabir yang perlahan-lahan mengungkap rasa terdalam penulisnya.
- “Cerita Rakyat Kalimantan Timur” – kumpulan kisah rakyat dari berbagai daerah di Kalimantan Timur.
Avisa menjelaskan bahwa yang ia tulis bukan sekadar dongeng atau cerita rakyat biasa, melainkan cerita-cerita daerah yang hampir hilang. Menulis cerita seperti ini memberikan tantangan tersendiri, terutama saat mengangkat mitos yang jarang dikenal. Ia merasa bahwa proses menulis membuatnya bisa merasakan sesuatu yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.
“Semangat saya muncul karena dalam setiap cerita daerah, selalu ada keunikan yang khas dan layak untuk terus dihidupkan,” jelasnya.

Ia juga lebih nyaman menulis secara manual, dan biasanya menuangkan ide-idenya di malam hari. Avisa juga mengapresiasi peran pemerintah daerah yang telah memberikan ruang dan dukungan nyata kepada penulis muda seperti dirinya.
Sekretaris Diarpus Kukar, Hj. Aji Yuli Midriani, S.Sos. yang turut hadir dalam kegiatan ini, memberikan apresiasi dan semangat kepada para penulis serta seluruh masyarakat.
“Kami dari tim Diarpus sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Penulis-penulis muda ini menjadi inspirasi bagi generasi saat ini. Harapan kami, minat menulis buku semakin berkembang dan kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini saja, melainkan berlanjut dengan lebih banyak kegiatan lainnya. Kepada para narasumber, kami juga berharap agar terus menjadi inspirasi dalam berkarya,” ungkapnya.


Sementara itu, Pengurus Perpustakaan BMT Desa Sangkuliman yang juga Ketua Pokdarwis, Bapak Rojali, turut menyampaikan apresiasi:
“Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Diarpus Kukar, narasumber, dan host yang telah datang ke Perpustakaan BMT Desa Sangkuliman. Saya sangat tersentuh dengan karya para penulis muda ini. Harapan saya, semoga karya mereka bisa dikenal lebih luas, dan sekaligus membawa nama Desa Sangkuliman semakin dikenal juga,” ujarnya.
Podcast ini menjadi wadah inspiratif yang mempertemukan dua penulis muda dengan latar berbeda, namun sama-sama memiliki semangat berkarya dan menjaga kearifan lokal melalui tulisan. Lewat program “Sapa Nusantara”, Diarpus Kukar terus mendorong budaya literasi tumbuh dari desa-desa, menyuarakan kreativitas lokal ke panggung yang lebih luas.

