Tenggarong, 29 September 2025 – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Kutai Kartanegara turut ambil bagian dalam prosesi Belimbur yang digelar pada rangkaian puncak Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura 2025 dengan tema “Menjaga Marwah Peradaban Nusantara”, Minggu (28/09).
Belimbur merupakan tradisi sakral masyarakat Kutai Kartanegara berupa saling menyiramkan air antar sesama sebagai bagian dari ritual penutup Festival Erau. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan rangkaian Erau, sekaligus mengandung makna filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air yang dipercaya sebagai sumber kehidupan juga menjadi media untuk melunturkan sifat buruk manusia, serta mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat.
Rangkaian prosesi Belimbur diawali dengan pengantaran Naga Bini dan Naga Laki ke Kutai Lama, kemudian dilanjutkan dengan ritual di depan Keraton Kutai. Ritual tersebut meliputi beumban, begorok, rangga titi, hingga ditutup dengan Belimbur.
Prosesi dimulai dengan dipercikkannya air tuli (air yang diambil dari Kutai Lama) oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kepada para hadirin. Setelah itu, masyarakat secara serentak melakukan siram air ke sesama sebagai tanda sukacita.


Makna sakral Belimbur sebagai puncak pelaksanaan Erau dipercaya membawa keberkahan, keselamatan, serta menjadi doa agar Sultan dan rakyat Kutai Kartanegara terhindar dari segala malapetaka.
Sebagai bentuk dukungan, Diarpus Kukar menyediakan tempat air beserta gayung bagi masyarakat, sesuai dengan Surat Edaran Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Fasilitas tersebut ditempatkan di sepanjang jalur prosesi, mulai dari simpang Gunung Pendidik hingga simpang Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui partisipasi ini, Diarpus Kukar berharap tradisi Belimbur terus lestari sebagai warisan budaya luhur dan menjadi pengikat kebersamaan seluruh lapisan masyarakat di Kutai Kartanegara.