DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KUKAR GELAR SOSIALISASI BUDAYA BACA DAN LITERASI DI KECAMATAN LOA KULU

Tenggarong, 27 Oktober 2025 — Dalam upaya meningkatkan pembudayaan kegemaran membaca di kalangan masyarakat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar kegiatan Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi pada Satuan Pendidikan Dasar dan Masyarakat di Ruang Pertemuan Kecamatan Loa Kulu, Selasa (21/10/2025).

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WITA ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri atas Tim Penggerak PKK Desa se-Kecamatan Loa Kulu serta pengelola perpustakaan desa. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat membaca, memperkuat budaya literasi, serta memperluas akses masyarakat terhadap sumber pengetahuan.

Dalam sambutannya, Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan, Ibu Nur Azizah Abdul Bahri, S.H., yang hadir mewakili Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara, menyampaikan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan budaya literasi sejak dini.

“Satu buku bisa mengubah pikiran, satu pikiran bisa mengubah tindakan, dan satu tindakan bisa mengubah masa depan,” ujarnya, memberi semangat kepada para peserta.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidang literasi, yaitu:

  • Suparno Ghopar, Ketua Ikatan Guru Kalimantan Timur, dengan materi Peran Pendidik dan Masyarakat dalam Menumbuhkan Budaya Literasi; dan
  • Nurlia Santy Agustin, S.Pd., M.Pd., Anggota Gerakan Literasi Kukar, dengan materi Strategi Membangun Ekosistem Literasi di Lingkungan Keluarga dan Desa.

Melalui kegiatan ini, diharapkan TP PKK dan pengelola perpustakaan desa dapat menjadi motor penggerak literasi di wilayahnya masing-masing, sehingga budaya membaca semakin melekat dalam kehidupan masyarakat.

Kegiatan Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi ini menjadi bagian dari komitmen Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar untuk mewujudkan Kabupaten Kutai Kartanegara yang cerdas, literat, dan berdaya saing.

Ungkapan “menulis dengan mulut, membaca dengan telinga” turut menjadi refleksi menarik dalam kegiatan ini menggambarkan bahwa literasi kini tidak hanya terbatas pada teks tertulis, tetapi juga mencakup kemampuan berbicara, mendengar, dan memahami secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru